Select Page

point yang teringat di benak saya dari kegiatan sharing session “find you purpose mission” di tempat saya bekerja adalah “setiap orang memiliki energi dalam dirinya. Dan energi tersebut tidak dapat diciptakan atau dihilangkan. so yang bisa kita lakukan yaitu mengubah energi tersebut untuk menghasilkan sesuatu yang positif.

https://www.merdeka.com/sehat/ini-yang-terjadi-pada-tubuh-saat-kamu-marah.html

Diawal-awal dulu, kata-kata tersebut tidak berarti besar bagi saya. Tetapi menjadi sangat berarti ketika saya diskusi dengan seseorang yang kira-kira percakapannya seperti ini.

…..
si A : “Kamu marah?
saya : “Iya
si A : “Bagus, sangat bagus kalau kamu marah pada kondisi ini. Kamu bukan orang yang normal jika kamu tidak marah. Tapi pertanyaannya, marahmu ini kamu gunakan untuk membenciku atau kamu gunakan untuk memperbaiki diri sehingga membuktikan bahwa perkataanku salah?”
…..

Ya, setelah melakukan diskusi tersebut, saya jadi teringat dengan sharing session yang pernah saya lakukan. Saya jadi menyadari bahwa marah adalah salah satu energi besar dalam diri saya. Energi dalam marah tersebut tidak bisa diciptakan dan juga tidak bisa dihilangkan. So pertanyaannya, Energi tersebut akan saya manfaatkan untuk apa. akan sangat sia-sia bagi saya, dan tidak akan berpengaruh apa-apa bagi “si A” ketika saya gunakan energi marah tersebut untuk membenci, mendendam, menolak, menyalahkan atau hal negatif lainnya.

Jadi pilihan satu-satunya yang bisa saya gunakan untuk memanfaatkan energi marah tersebut yaitu untuk memperbaiki diri. Memang berat melakukan proses perbaikan diri / berkaca / belajar / mencoba / menerima kritik / mendapat penolakan. Tapi dengan bantuan energi marah yang telah kita miliki hal-hal tersebut paling tidak dapat kita lalui. Karena akan lebih berat ketika melakukan proses tersebut tanpa dorongan.

Seperti orang tua jawa berkata “lek gak kecepit gak mikir”. yang artinya kurang lebih kalau tidak terhimpit tidak akan berfikir. Kadang membutuhkan dorongan untuk melakukan suatu hal yang lebih baik.